Jumat, 18 Oktober 2013

Kode Etik Jurnalistik

Bicara profesi, dunia wartawan adalah profesi yang tugas utamanya melakukan pengabdian terhadap masyarakat berupa layanan informasi publik, intinya seorang wartawan harus memberikan informasi, kondisi dan hal-hal lainnya yang perlu diketahui publik.  Di dalam tugasnya wartawan juga mendapatkan hak-hak istimewa seperti perlindungan dari undang-undang tentang kebebasan berpendapat, berhak memakai aneka dokumen dan menyentuh ranah pribadi public figure dalam mencari informasi yang akurat.
      Adapula kode etik yang harus dipatuhi seorang wartawan adalah sbb :
·         Seorang wartwan harus  menghormati masyarakat untuk memperoleh informasi  yang benar.
·         Seorang wartawan menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.
·         Wartawan Indonesia juga harus menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampur fakta dan opini.
·         Wartawan tidak boleh menyiarkan informasi mengenai sesuatu yang bersifat dusta, sadis, cabul, dan tidak boleh menyebut identitas korban kejahatan asusila.
·         Wartawan tidak boleh menerima suap
·         Wartawan harus mencabut dan meralat segala kekeliruan  dalam pemberitaan, dan harus melayani hak jawab publik.
·          
Berikut ini adalah KODE ETIK JURNALISTIK Hasil Kongres XXII di Banda Aceh 27-29 Juli 2008.
BAB I
KEPRIBADIAN DAN INTEGRITAS
Pasal 1
Wartawan Indonesia beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, taat kepada undang-undang Dasar Negara RI, kesatria, menjunjung harkat, martabat manusia dan lingkungannya, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan negara serta terpercaya dalam mengemban profesinya.
Pasal 2
Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan agama, kepercayaan atau keyakinan suatu golongan yang dilindungi oleh undang-undang.
Pasal 3
Wartawan Indonesia pantang menyiarkan karya jurnallistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang menyesatkan memutar balikkan fakta, bersifat fitnah, cabul serta sensasional.
Pasal 4
Wartawan Indonesia menolak imbalan yang dapat mempengaruhi obyektivitas pemberitaan.

BAB II
CARA PEMBERITAAN DAN MENYATAKAN PENDAPAT
Pasal 5
Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dari kecepatan serta tidak mencampur adukkan fakta dan opini sendiri. Karya jurnalistik berisi interpretasi dan opini wartawan, agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya.
Pasal 6
Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang merugikan nama baik seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.
Pasal 7
Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hukum atau proses peradilan harus menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian yang berimbang.
Pasal 8
Wartawan Indonesia dalam memberitakan kejahatan susila (asusila) tidak merugikan pihak korban.

BAB III
SUMBER BERITA
Wartawan Indonesia menempuh cara yang sopan dan terhormat untuk memperoleh bahan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) dan selalu menyatakan identitasnya kepada sumber berita.
Pasal 10
Wartawan Indonesia dengan kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang kemudian ternyata tidak akurat, dan memberi kesempatan hak jawab secara proporsional kepada sumber atau obyek berita.
Pasal 11
Wartawan Indonesia meneliti kebenaran bahan berita dan memperhatikan kredibilitas serta kompetensi sumber berita.
Pasal 12
Wartawan Indonesia tidak melakukan tindakan plagiat, tidak mengutip karya jurnalistik tanpa menyebut sumbernya.
Pasal 13
Wartawan Indonesia harus menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan yang bersangkutan untuk tidak disebut nama dan identitasnya sepanjang menyangkut fakta dan data bukan opini.
Apabila nama dan identitas sumber berita tidak disebutkan, segala tanggung jawab ada pada wartawan yang bersangkutan.
Pasal 14
Wartawan Indonesia menghormati ketentuan embargo, bahan latar belakang, dan tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber berita tidak dimaksudkan sebagai bahan berita serta tidak menyiarkan keterangan “off the record”.

BAB IV
KEKUATAN KODE ETIK JURNALISTIK
Pasal 15
Wartawan Indonesia harus dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Jurnalistik PWI (KEJ-PWI) dalam melaksanakan profesinya.
Pasal 16
Wartawan Indonesia menyadari sepenuhnya bahawa penaatan Kode Etik Jurnalistik ini terutama berada pada hati nurani masing-masing.
Pasal 17
Wartawan Indonesia mengakui bahwa pengawasan dan penetapan sanksi atas pelanggaran Kode Etik Jurnalistik ini adalah sepenuhnya hak organisasi dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan PWI.
Tidak satu pihakpun di luar PWI yang dapat mengambil tindakan terhadap wartawan Indonesia dan atau medianya berdasarkan pasal-pasal dalam Kode Etik Jurnalistik ini.

Akan tetapi hak-hak inilah yang kadang diselewengkan seorang wartawan, contohnya dalam kasus yang pernah terjadi  merebak ketika wartawan vs murid SMA 6. Awal mula nya terjadi karena salah satu kamera dari wartawan ada yang di ambil oleh murid SMA 6. Persoalan ini berbuntut panjang di mana, mulai muncul berita-berita di TV yang mengatakan mereka di aniaya (Pelanggaran pertama memutar balikkan fakta), jika di lihat dari satu pihak, yaitu dari pihak wartawan, berita ini terkesan wartawan sering di tindas, tapi jika kita lihat dari pihak SMA 6, dari sumber yang dapat dibaca di suatu forum, sebelum kejadian itu para wartawan mendemo SMA 6, sampai ada wartawan yang menganiaya murid dan guru di sana dan menganggu kegiatan belajar mengajar di SMA 6 (Pelanggaran kedua mengganggu privasi )

Selain itu dengan tameng UU Pers para pencari berita ini berani mengganggu privasi orang, yang paling baru yang terjadi ketika berita, Dhana pengawai pajak yang korup, ketika dhana keluar dari tempat KPK setelah pemeriksaan, dia langsung di serbu wartawan yang di memfoto nya, muka nya di tutup-tutupi dengan maksud tidak ingin di foto, tapi dari rekaman berita itu terdengar banyak suara seperti : “woi, jangan di tutupi muka nya“, “Hadap sini-Hadap sini” dst. Yang sangat mengganggu sehingga Dhana tidak bisa masuk ke mobil, dan terpaksa menuruti para wartawan. Alhasil di setiap Koran kita bisa melihat foto Dhana yang di jadikan Headline utama, dari foto itu keliatan dia terganggu sekali dan kelihatan sangat memprihatinkan. Seharusnya untuk mencari sebuah berita sangat tidak pantas. 

Kamis, 10 Oktober 2013

Pelanggaran Etika

Minggu, 6 Okt 2013 :

Pelanggaran Etika yang saya temui hari ini adalah :
  1. Taxi berhenti mendadak di tengah jalan raya Depok, dan hampir terjadi tabrakan beruntun.
  2. Seseorang membentak orang yang lebih tua.
  3. Banyak pengendara motor yang menerobos lampu merah, sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.
  4. Pengendara motor kabur pada saat ditilang polisi.
  5. Ketika melihat berita ada antar siswa yang tawuran dengan alasan untuk membela sekolahnya.
Senin, 7 Okt 2013 :

Pelanggaran Etika yang saya temui hari ini :
  1. Ada pengendara mobil yang tidak menyalakan lampu sen ketika akan belok.
  2. Tukang ojek yang menggoda mahasiswi.
  3. Mahasiswa yang memakai celana pendek di kampus.
  4. Bermain handphone pada saat dosen menerangkan materi.
Selasa, 8 Okt 2013 :

Pelanggaran yang saya temui hari ini :
  1. Adik saya yang tidak mematuhi perintah orang tua.
  2. Ada pengendara motor ugal-ugalan dijalan raya Pekayon.
  3. Banyak pengendara motor yang melawan arus dijalan raya kalimalang dekat Al-Azhar karena ada perbaikan jalan.
  4. Tidak membantu orang yang lebih tua untuk menyebrang jalan.
Rabu, 9 Okt 2013 :
Pelanggaran yang saya temui hari ini : 
  1. Banyak acara tv yang semakin tidak mendidik. (Sinetron).
  2. Pada saat melihat acara tv ada kasus baru seorang ketua MK yang sangat kontra terhadap korupsi, tetapi ia malah tersandung kasus tersebut.
  3. Ada acara tv yang memperolok-olok orang lain.
  4. Ketika dalam perjalan ke Depok, terjadi kemacetan yang panjang di dekat Mal Pondok Gede, disana terlihat sumber dari kemacetan adalah banyak angkot yang mengetem sembarangan.
  5. Ada teman yang berbohong dihari ini.
Kamis, 10 Okt 2013 :

Pelanggaran yang saya temui hari ini :
  1.  Ada bapak-bapak yang menelpon pada saat menegndarai motor, yang akan membahayakan dirinya sendiri dan pengendara lainnya.
  2. Ada ibu-ibu yang tidak memakai helm ketika mengendarai motor.
  3. Ada seorang pengemis yang membawa anaknya untuk mengemis di jalan lampu merah kalimalang.
  4. Tetangga saya seorang remaja dihipnotis, dan sepeda motornya dicuri.
Jumat, 11 Okt 2013 :

Pelanggaran yang saya temui hari ini : 
  1. Ketika saya melihat acara talk show di salah satu tv swasta, ada seorang narasumber yang menjadi korban nikah siri seorang pejabat, dan dia diceraikan melalui handphone 3 hari setelah pernikahan.
  2. Banyak tulisan yang mencemooh orang lain di tembok-tembok ketika saya dalam perjalanan.
  3. Banyak pengendara motor yamg parkir sembarangan, padahal disana sudah ada rambu dilarang parkir.



Kamis, 06 Juni 2013

Daendels Road

         Gouverneur-Generaal (the Governor-General) Herman Willem Daendels was a pioneering infrastructure is extraordinary impact on economic development in Java, which is making Grote Postweg (Post Road) or popularly known as Jalan Daendels.Panjang road on the north side of Java from Anyer in west end until Panarukan in the East end, with a total length reaches 1000km, the longest in the world at that time. Daendels built roads that cut along the island of Java is primarily for the purpose of strategy and military purposes: mobilization of troops quickly. Construction of this road casualties are numerous, but judged by the Indonesian historians now as important progress. Thanks to this path the remote parts of Java to be easily accomplished in a matter of days, not longer weeks of. When Daendels arrived in Java, he immediately decided to build transportation lines along the northern part of Java, in order to protect important island under Dutch rule from British attack. With the way this mobilization Dutch troops will be very fast. 
           Daendels force every local authority along the planned path was to mobilize people to build roads desired.He set a production target where if the target is not reached then the local authorities and the people will be killed. Pieces their heads hung in a tree along the road. Daendels carry out its policy with harsh and cruel. With disciplinary steel was finally Daendels can complete path dreamed that in just one year (1808), a feat so extraordinary in that era. Because roads are very spectacular and cruelty that name Daendels remained unknown until now.
sumber : http://www.nederlandsindie.com/daendels-perintis-infrastruktur/

CATFISH IN BEKASI

STATUE HISTORY CITY CATFISH IN BEKASI

             Catfish statue used to be in the middle of the city of Bekasi. Existence so bookmark favorite way of being in the middle of the road and a big statue. Catfish statue is between Railway Station, the largest mosque in Bekasi, Regional General Hospital also Bekasi Police Department.
Actual statue Lele Lele fish and fruit-shaped lute, but better known as the Statue of catfish. The statue was built in Regent tenure Moch. Djamhari around 1995 and will become the city's trademark Bekasi. Be Sculpture catfish and lute pieces decorate the city for seven years.
Apparently the good wishes of Regents is not necessarily good for the people. Most people who join in Bekasi especially Kinship Society Bekasi Agency (BKMB) and which one is Muchtadi chairman Mochtar, feel Statue catfish and do not reflect the lute Bekasi.
Catfish is a lot in Bekasi as Bekasi has many rivers and one of the long and famous Kali Malang. According to their catfish is in fact not a good symbol because Lele is a beast that 'greedy and eating everything' that is nearby, the price is cheap. Harp is also a lot of fruit in Bekasi, Bekasi almost every garden must have a tree harp, but the price is also cheap. The point Lele and do not reflect the lute Bekasi. Lele and sculpture Harp Bekasi rejected by society.
BKMB protest filed by the Board to Mr. Moch. Djamhari, Regent of Bekasi, but not addressed, eventually protest addressed to Mr. Nonon Sonthani, Mayor of Bekasi. Also dropped a letter dated February 25, 2001 decision that catfish statue dismantled. Although existing demolition orders, the statue was not too disturbing dismantled.

             BKBM one of the administrators named Damin Sada and while it still existed as a village chief Sri Jaya, Tambun district had other ideas. Bersamamasyakarat Bekasi who can not wait for the catfish have also 'abdicate' then on Thursday, 24 April 2002, Damin Sada came after the Catfish Statue rally in Bekasi Sports Stadium and ... burn it.

Lele now been replaced with a statue of the clock and a large buffer space specifically for ads but now reads "space available".
sumber : http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/03/21/patung-lele-bakar-di-bekasi-98885.html

JAKARTA CITY NAME HISTORY

          Jakarta began its history as a small harbor town called Sunda Kelapa Hindu kingdom in the days of Padjadjaran. They came came from Malacca in 1522 as a messenger of the Governor of Malacca, to establish a fort near the mouth of the Ciliwung river. In 1527 the Portuguese returned with a small fleet of Sunda Kelapa without knowing that it had fallen into the hands of Fatahillah. Then came the battle that was won by Fatahillah, a new name for Sunda Kelapa: Jayakarta, which means complete victory ". Incident that occurred on June 22, 1527, which ultimately serve as the anniversary of the city.
In 1596 the Dutch first came to Jayakarta led by Cornelis de Houtman.
            Then they established the VOC in 1602. In 1619 by Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta razed to the ground and built a new city called Batavia. The city subsequently expanded and became the center of the Dutch government. After Batavia fell into the hands of Japan in 1942, its name changed to Jakarta.
After Independence in 1945, Jakarta established as the capital of the Republic of Indonesia. Township in 1950 under the leadership of a mayor. In 1964 the provincial level and the elevated status called Jakarta Special Capital Region (DKI) under the leadership of Governor,
sumber : http://dayer.itgo.com/sejarah.htm

Minggu, 28 April 2013



Nama : Nurlaeli Anggraeni
NPM  : 25210179
Kelas  : 3EB17



Make Sentences for each Adjective from assignment 2_part 2!
1.      Beautiful (Adjective)  : Lina has beauyiful eyes like her mother.
             Beauty (Noun)             : Face beauty is not always describe the beauty of the heart.
             Beautifully (Adverb)   : She sang the song beautifully.
             Beautify (Verb)           : Dewi to beautify yourself is change your appearance better.

2.        Good (Adjective)        : Bakso is good enough.
               Goodness (Noun)        : Her goodness will be remembered forever.
               Well (Adverb)             : I think, i have feel so well
               Better (Verb)              : Maybe it would be better he go home  from here.
3.       Fast (Adjective)           :  If you wanna win, you must be fast .
              Fastness (Noun)          : A lot of people bought this car because of it’s fastness.
              Fast (Adverb)              : She talk very fast so could'nt be heard clearly. .
              Fast (Verb)                  : I fast my car’s speed in machine shop.
4.       Sharp (Adjective)        : Mother cut the onion with a sharp knife.
              Sharpness (Noun)       : I need to edit the sharpness of my picture.
              Sharply (Adverb)        : My father stare at me sharply.
              Sharpen (Verb)           : Everyday my mother sharpen her knife carefully.

                  5.             Quick (Adjective)        : David beckham has a quick shooting.

                   Quickness (Noun)       : His quickness car up to 400  km/h..
             Quickly (Adverb)        : I run in the field so quickly.
             Quicken (Verb)           : She try her best and quicken her speed in doing the final task.

Sabtu, 27 April 2013

TUGAS SOFTSKILL 2_PART 2_BAHASA INGGRIS BISNIS 2


Nama : Nurlaeli Anggraeni
NPM  : 25210179
Kelas  : 3EB17

Specify some word below from Adjective into Adverb and Verb!


Some word are Beautiful, Good, Fast, Sharp, and Quick
Answers!


  1. Beautiful (Adjective) to Beauty (Noun) to Beautifully (Adverb) and to Beautify (Verb).
  2. Good (Adjective) to Goodness (Noun) to Well (Adverb) and to Better (Verb).
  3. Fast (Adjective) to Fastness (Noun) to Fast (Adverb) and to Fast (Verb).
  4. Sharp (Adjective) to Sharpness (Noun) to Sharply (Adverb) and to Sharpen (Verb).
  5. Quick (Adjective) to Quickness (Noun) to Quickly (Adverb) and to Quicken (Verb).

TUGAS SOFTSKILL 2_Part 1_BAHASA INGGRIS BISNIS 2

Nama : Nurlaeli Anggraeni
Kelas : 3EB17
NPM : 25210179

Make a long 5 sentences which contain of verb, noun, adjective. and adverb


1. My mother cooked noodles perfectly in the kitchen yesterday.

  •     My mother                   : Noun
  •     Cooked                        : Verb
  •     Noodles                        : noun
  •     perfectly                        : adjective
  •     in the kitchen yesterday  : adverb 
2.  Isal played his ball professionally in the yard last week.
  •    Isal                                  : noun
  •    played                             :  verb
  •    his ball                             : noun
  •    professionally                   : adjective
  •    in the yard last week         : adverb
3.  Brina drank her milk delicious on the table last night 
  •    Brina                                : noun
  •    drank                               :  verb
  •    her milk                            : noun
  •    delicious                           : adjective
  •    on the table last night        :  adverb
4.   My father drove his car luxurious on the street two days ago
  •   My father                          : noun
  •    drove                               : verb
  •   his car                               : noun
  •   luxurious                           : adjective
  •   on the street two days ago  : adverb
5.  Lelly ate her apple poisonous in refrigerator three days ago
  •   Lelly                                 : noun
  •   ate                                    : verb
  •  her apple                           :  noun
  •  poisonous                         : adjective
  •  in refrigerator three days ago: adverb

Minggu, 10 Maret 2013

SENTENCES OF TENSES


TUGAS SOFTSKILL BAHASA INGGRIS BISNIS 2

NAMA : NURLAELI ANGGRAENI

NPM : 25210179

KELAS : 3eb17

Simple present :

(+) She falls from motorcycle today

(-) She don't fall from motorcycle today

(?) Does she fall from motorcycle?

 

Simple past :

(+) Dudu fell from motorcycle yesterday

(-) Dudu didn't fall from motorcycle yesterday

(?) Did Didu fall from motorcycle yesterday?

 

Present continous :

(+) She is falling from motorcycle

(-) She isn't falling from motorcycle

(?) Is she Falling from motorcycle ?

 

Present Perfect :

(+) Dudu has fallen from motorcycle

(-) Dudu hasn't fallen from motorcycle

(?) Has Dudu fallen from motorcycle?

 

Simple future :

(+) she will fall from motorcycle tomorrow because she can't drive it
 
(-) she will not fall from motorcycle tomorrow because she can drive it

(?) will she fall from motorcycle tomorrow because she can't drive it ?