Kenyataan pertama yang harus diakui adalah bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan luas keseluruhan lebih kurang 195.000.000 sampai dengan 200.000.000 juta Ha. keadaan demikian dapat menjadi suatu kekuatan dan kesempatan bagi perkembangan perekonomian kita, dan sebaliknya dapat menjadi kelemahan bagi perekonomian kita.
Kenyataan kedua adalah, bahwa Indonesia hanya mengenal dua musim. Dengan kondisi iklim yang demikian itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan indusri menjadi sangat spesifik sifatnya.
Kenyataan ketiga adalah, negara Indonesia kaya akan bahan tambang, dan seperti setelah sejarah buktikan, salah satu jenis tambang kita, yakni minyak bumi pernah menjadikan negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar, sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita 'berani' ditetapkan sebesar 7,5% (masa Repelita II ).
Kenyataan keempat adalah, bahwa wilayah Indonesia menempati posisis yang sangat strategis, terletak diantara dua benua dan benua samudra dengan segala perkembangannya.
Jika tengok sejarah mengenai pertumbuhan penduduk di Indonesia sebelum Orde Baru, pertumbuhan penduduk di Indonesia masih cukup tinggi lebih kurang 2,8%. Dan setelah pemerintahan Orde baru menyadaribahwa pertumbuhan tersebut harus dikurangi, maka mulai Repelita I sampai dengan Repelita IV, pertumbuhan penduduk kita hanya berkisar antara 2,1% sampai dengan 2,3% dan 1,9% diperkirakan untuk Repelita selanjutnya.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen dibanding tahun 2009. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2010mencapai Rp2.310,7 triliun, sedangkan pada tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp2.177,7 triliun dan Rp2.082,5 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2010 naik sebesar Rp819,0 triliun, yaitu dari Rp5.603,9 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp6.422,9 triliun pada tahun 2010.
Berdasarkan data kemiskinan yang terakhir diterbitkan Badan Pusat Statistik, yang selanjutnya disebut BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia, pada tahun 2006 terjadi peningkatan angka kemiskinan yang tak terduga. Ada dua hal yang menjadi penyebab utama kenaikan tersebut, yaitu akibat krisis pangan yang diindikasikan dengan melonjaknya harga beras. Penyebab kedua adalah krisis energi yang diindikasikan oleh kenaikan harga BBM. Diperkirakan kenaikan sekitar 33 persen harga beras yang dikonsumsi kaum miskin, antara bulan Februari 2005 dan Maret 2006, yang sebagian besar menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin menjadi 17,75 persen.
Harga BBM mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, baik konsumsi langsung dan tidak langsung. Karena dampak dari perubahan harga BBM ini mempengaruhi distribusi, transportasi, biaya produksi sehingga berpengaruh juga pada harga-harga barang yang lain.
1.2 PDRB dan Pendapatan Regional per Kapita Termasuk Migas 2005 – 2009 (Rupiah)
Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai alat mengukur kemajuan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pendapatan per kapita. Angka ini diperoleh melalui nilai nominal PDRB dikurangi pajak tak langsung netto dan dikurangi lagi penyusutan kemudian dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan regional per kapita Riau termasuk migas atas dasar harga berlaku adalah sebesar 55,04 juta rupiah tahun 2009 lebih besar dari angka tahun 2008 sebesar 48,69 juta rupiah. Begitu juga dengan pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan 2000, tahun 2008 sebesar 16,05 juta rupiah kemudian naik menjadi 16,15 juta rupiah pada tahun 2009. Sementara itu bila diamati pendapatan regional per kapita tanpa migas atas dasar harga berlaku juga terjadi peningkatan dari tahun 2008 sebesar 26,27 juta rupiah menjadi 30,87 juta rupiah pada tahun 2009, demikian pula bila diamati atas dasar harga konstan 2000 telah terjadi peningkatan dari 7,50 juta rupiah di tahun 2008, kemudian naik menjadi 7,81 juta rupiah pada tahun 2009.
Tabel PDRB dan Pendapatan Regional per Kapita Termasuk Migas 2005 – 2009 (Rupiah)
Berikut adalah daftar ekonomi provinsi-provinsi di Indonesia yang disusun menurut produk domestik regional bruto(PDRB) per kapita atas dasar harga berlaku. Data di sini adalah data untuk tahun 2008 yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik.
1.3 Peta Perekonomian Dunia
Berikut negara-negara yang perekonomiannya diperkirakan bakal bersinar pada 2011 :
1. Qatar
Selain Uni Emirat Arab (Dubai), Qatar adalah salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang mampu mencuri perhatian dunia. Qatar terkenal sebagai negara kaya raya penghasil minyak bumi dan eksportir LNG terbesar dunia. Minyak bumi menyumbang 60% penerimaan pemerintah dan 70% PDB negara yang berbentuk monarki ini.Saat negara-negara di dunia terpuruk pada 2010, Qatar melaju ke sisi sebaliknya. Pada 2010 Qatar menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. Qatar bahkan melakukan ekspansi di luar negeri dengan membeli pusat pertokoan Harrods di London hingga membeli hak paten kaus jersey klub sepak bola terkemuka dunia, Barcelona, selama lima tahun dengan harga sekitar US$225 juta.
2. Ghana
Minyak adalah salah satu alasan Ghana diprediksi mampu menjadi negara yang bersinar pada 2011. Minyak menjadi penyebab pertumbuhan Ghana akan dua kali lipat dibanding pada 2010. Ladang minyak mentah baru ditemukan oleh Ghana pada 2007 dan mulai beroperasi pada pertengahan Desember 2010 ini. Hasil minyak pertama Ghana akan siap diekspor pada Januari 2011. Ladang minyak Jubilee menjadikan Ghana negara penghasil minyak terbesar di Afrika, dengan kandungan sekitar 1,5 miliar barel minyak. Pendapatan dari minyak diperkirakan sebesar US$1 miliar per tahun, dengan pada tahun pertama akan menghasilkan sekitar US$400 juta.
3. Turkmenistan
Negara ini adalah negara pecahan Uni Soviet yang terletak di Asia Tengah. Negara yang menganut prinsip politik partai tunggal ini merupakan negara dengan cadangan gas terbesar keempat di dunia. Selain gas, negara ini juga memiliki cadangan minyak yang cukup. Di bidang pertanian, Turkmenistan mengandalkan kapas sebagai salah satu komoditas utamanya. Maka tak heran jika Turkmenistan termasuk dalam 15 produsen kapas terbesar dunia.
Pada 2010 pertumbuhan perekonomian Turkmenistan diperkirakan mampu menembus angka 7,5%. Gas adalah alasan utama tingginya pertumbuhan di negara yang kini dipimpin oleh Presiden G. Berdimuhammedow ini. Turkmenistan tahun lalu telah berhasil membangun jaringan pipa ke Cina dan mulai mengekspor ke Iran. Pada tahun depan Turkmenistan berencana membangun jaringan pipa trans-Afghanistan, untuk dapat meraih pasar di India dan Pakistan.
4. Etiopia & Eritrea
Dua negara ini terletak di kawasan Afrika. Eritrea dulunya adalah bagian dari Etiopia yang kemudian meraih kemerdekaan pada tahun 1993 setelah perang berkepanjangan selama tiga puluh tahun. Kedua negara yang bertumpu pada sektor pertanian ini memiliki performa yang cukup menarik sepanjang 2010.
Etiopia, meski terkenal sebagai salah satu negara miskin di dunia, tetapi sejatinya pertumbuhan ekonomi Etiopia cukup baik, bahkan Etiopia masuk dalam negara kelima dengan pertumbuhan ekonomi yang baik menurut The Economist. Yang sangat menarik dari negara yang 41% PDB-nya berasal dari pertanian ini adalah tidak adanya sektor swasta ataupun hak paten, dengan segala yang ada dalam negara tersebut adalah milik negara dan rakyat. Seluruh tanah di Etiopia dimiliki oleh negara, para warga hanya bertindak sebagai penyewa dengan masa sewa selama 99 tahun.
5. Cina
Dapat dikatakan, 2010 adalah tahunnya Cina. Negeri ini telah berevolusi menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Bahkan, nilai ekonomi Cina menjadi yang terbesar kedua di dunia yakni US$1,33 triliun, menyingkirkan Jepang yang sebelumnya berada di posisi tersebut. Mata uang Cina, renminbi, pun menuai kontroversi, dengan terjadinya perang mata uang antara Cina dan Amerika Serikat, yang dolarnya melemah sepanjang 2010 ini.
Perekonomian Cina pada 2010 diperkirakan menembus angka 10%. Namun, pada 2011, perekonomian Cina diprediksi mengalami perlambatan. Para ahli memprediksi hal ini diakibatkan pertumbuhan Cina pada 2010 telah cukup tinggi hingga menjadi dasar yang sukar dilampaui. Selain itu, dunia masih mempertanyakan kebijakan ekonomi Cina. Sebagai negara komunis, kebijakan Cina sempat membuat khawatir banyak investor karena sulit diprediksi dan kurang transparan.
Untuk 2011, The Economist memprediksi ekonomi Cina akan tumbuh 8,9%, sementara Economy Watch memperkirakan Cina akan mampu tumbuh sebesar 9,91%. Warta Ekonomi sendiri menilai pertumbuhan Cina tidak akan setinggi 2010, berkisar antara 9,5% hingga 10%. Hal ini karena pada 2011 perekonomian dunia akan mulai pulih. Banyak negara berkembang yang mencoba merebut lahan Cina di pasar barang murah.
6. India
India adalah negara Asia lainnya yang juga menjadi raksasa ekonomi dunia. Ketika krisis global 2008, ekonomi India mampu tumbuh menembus angka 6,8%, dan 7,3% pada 2009. Pada 2010, International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi India akan terus berlanjut dan menembus angka 9,7%.
Salah satu industri yang dipegang oleh India adalah industri baja. Industri ini pada 2010 mampu tumbuh hingga 9% dan menyumbang 5% dari PDB India. Begitu pentingnya sektor ini, membuat India bahkan memiliki kementerian khusus baja. Selain baja, industri otomotif India juga mulai berkembang. Mobil murah menjadi andalan produsen otomotif dari India. Tata Nano menjadi pionir mobil murah dunia.
Pada 2011 pertumbuhan ekonomi India tampaknya akan sedikit melemah. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi India pada 2011 mencapai 8,4%, sementara The Economist memprediksi 8,6% dan Economy Watch 8,43%.
Dalam dua tahun belakangan, sektor industri manufaktur memang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi India. Namun, sektor konsumsi tetap menjadi tulang punggung negeri yang terkenal dengan sebutan Hindustani ini.
7. Laos
Negara yang masuk ke dalam wilayah Asia Tenggara ini membuat banyak negara terkejut. Pasalnya, meski kecil, tetapi pertumbuhan ekonominya hampir menyamai Cina. Pada 2009, negara yang menjadi tuan rumah SEA Games 2009 ini mampu tumbuh sebesar 6,4% dan menjadi negara kedua dengan pertumbuhan tertinggi di Asia setelah Cina.
Pada 2010 Asian Development Bank (ADB) memprediksi Laos akan mampu tumbuh sebesar 7,4%. Sektor bahan tambang, pembangkit listrik, dan ekspor garmen menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar, bahkan garmen mampu tumbuh sebesar 15%. Cina, Thailand, dan Eropa menjadi konsumen utama untuk emas, tembaga, garmen, dan listrik yang diproduksi oleh Laos.
Pada 2011, ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Laos akan sedikit menguat ke angka 7,5%, sementara The Economist lebih optimistis dengan memprediksi pertumbuhan ekonomi Laos akan menembus angka 7,9%. Tiga sektor utama pertumbuhan pada 2010 akan tetap menjadi mesin pertumbuhan utama bagi Laos.
8. Uzbekistan
World Bank (WB) memprediksi negara yang juga pecahan Uni Soviet ini akan tumbuh sebesar 6,5% pada 2010 dan 2011. Namun, The Economist lebih yakin bahwa negara yang beribu kota di Taskent ini mampu tumbuh hingga 8,1% dan menjadi negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia. Tingginya pertumbuhan di Uzbekistan disumbang oleh pembangunan infrastruktur yang sedang digiatkan oleh pemerintah Uzbekistan sebagai program pengentasan kemiskinan. Uzbekistan juga kaya akan emas. Ketika masih menjadi anggota Uni Soviet, Uzbekistan memproduksi sepertiga emas Uni Soviet. Selain emas, Uzbekistan juga negara yang kaya akan gas alam. ADB memprediksi pada 2011 Uzbekistan akan mampu tumbuh sebesar 9%. Namun, The Economist sedikit lebih berhati-hati, dengan memprediksi Uzbekistan akan mampu tumbuh sekitar 7,7%. Prediksi European Bank for Reconstruction and Development (EBRD) tak jauh berbeda, yakni sekitar 7%.
9. Irak
Negara yang sedang dalam pemulihan ini merupakan negara yang kaya akan minyak. Produksi minyak Irak bahkan mencapai 90% dari pengeluaran pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Irak sangat bergantung pada sektor minyak.Dengan adanya sumber daya minyak yang melimpah ruah, Irak tetap memiliki dana untuk membangun negaranya. Kini setelah hampir tujuh tahun keruntuhan sang diktator, Irak mulai bangkit. Emas hitamnya menarik banyak investor. Tak heran jika IMF memprediksi pertumbuhan Irak pada 2010 mencapai 7,3%.
10. Mozambik
Afrika kini tengah dalam sorotan mata dunia. Pasar yang masih terbuka luas dan sumber daya alam yang melimpah menjadikan Afrika layak mendapat perhatian lebih. Hal ini pula yang terdapat pada Mozambik. Meski pertumbuhan ekonominya pada 2009 sempat mengalami perlambatan menjadi 5,4% dari 6,8% pada 2008, tetapi pertumbuhan di negara yang memiliki potensi tinggi di sektor pertanian ini diperkirakan akan tetap tinggi.
Business Monitor International memprediksi pada 2010 Mozambik akan mampu tumbuh sebesar 5,5%, dengan sebagian besar pertumbuhan ekonomi disumbang oleh sektor pertambangan. Untuk 2011, Economy Watch memprediksi bahwa Mozambik akan mampu tumbuh hingga 7,5%. Hal ini disebabkan peta perekonomian Mozambik mulai berubah karena banyaknya perusahaan minyak asing yang berinvestasi di negara yang kaya akan minyak ini.
Jika dicermati, kesepuluh negara yang akan menjadi calon bintang di 2011 ini terdapat satu kesamaan. Hampir seluruh negara merupakan negara yang memiliki sumber daya alam melimpah, terutama di sektor energi. Hal ini sesuai dengan prediksi para ahli ekonomi dunia bahwa pada 2011 harga energi dan bahan tambang akan melonjak, seiring dengan meningkatnya permintaan global.
1.4 Tabel | Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita menurut provinsi dan kab/kota 2005 |
Kesimpulan :
Perekonomian dunia maupun perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemunduran ekonomi.Meskipun mengalami kemunduran ada beberapa negara yang diperkirakan akan mengalami peningkatan ekonomi. Dan Indonesia pun disektor bidang tertentu mengalami kenaikan untuk membangun ekonomi.
sumber :
http://www.wartaekonomi.co.id/berita-130815423-10-negara-calon-bintang-ekonomi-2011.html
http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_tabel/kat,10/idtabel,1011/Itemid,945/
elearning.gunadarma.ac.id/.../perekonomian_indonesia/bab3-peta_